Indonesia
merupakan salah satu negara dengan penduduk yang memiliki ketergantungan
terhadap beras sebagai sumber energi. Jumlah penduduk yang semakin bertambah
dengan tingkat produksi beras yang menurun menyebabkan impor beras harus
dilakukan. Meskipun swasembada pangan pertama sejak runtuhnya pemerintahan orde
baru berhasil dicapai pada tahun 2008, usaha diversifikasi pangan non beras harus
terus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan pada saat yang
sama meningkatkan probabilitas keberhasilan pencapaian swasembada pangan yang
berkelanjutan. Produk pangan sumber
energi non beras selama ini telah dikenal baik dan sering dikonsumsi masyarakat
adalah produk-produk berbasis terigu seperti roti, mie, dan biskuit (Hartoyo
dan Sunandar, 2006).
Menurut
Suhaidi (2003), perlu diciptakan suatu produk pangan yang dapat memenuhi
kriteria sebagai pangan alternatif yang kaya akan energi protein. Pemanfaatan
sumber pangan dari komoditas pertanian terutama buah kelapa di Indonesia
memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena buah kelapa memiliki
banyak manfaat. Kelapa merupakan bahan pangan sumber protein
sebesar 10,67% dan lemak nabati sebesar 26,67% yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kelapa
dapat menghasilkan 1380 kkal energi untuk tubuh
per setiap 100 gram.
Salah satu cara pemanfaatan kelapa sebagai sumber pangan
alternatif non beras adalah sebagai bahan dasar dalam pembuatan breaksfast cereals, karena
kelapa memiliki komposisi gizi yang cukup baik, antara lain mineral kalium (K)
yang tinggi dan daging buah kelapa yang memiliki serat pangan yang baik, maka
diharapkan fungsi produk ini sebagai breakfast
cereals, dapat sejajar dengan produk-produk komersial yang banyak beredar
di Indonesia. Produk makanan sarapan umumnya
dibuat dari serealia seperti jagung, gandum, beras, dan oat sehingga lazim
disebut breakfast
cereals yang
umumnya dibuat dari serealia seperti jagung, gandum, dan beras. Breakfast cereals berbentuk pipih (flakes) yang disajikan bersama dengan
susu segar ataupun buah-buahan (Fizzel, 1992).
Breakfast
cereals yang
dapat dikembangkan adalah produk siap santap yang tergolong produk flaked (pipih) dengan bahan baku kelapa
sehingga dapat disebut dengan nama coconut
flakes. Menurut Herliana (2006), flake
merupakan salah satu bentuk makanan sarapan siap saji yang berupa lembaran
tipis, berbentuk oval, berwarna kuning kecoklatan, memiliki tekstur yang renyah
dan memiliki kemampuan rehidrasi.
Flakes bisanya dibuat dengan
bahan dasar tepung terigu, namun tepung terigu yang terlalu banyak dapat
menyebabkan adonan flake rapuh
sehingga sulit untuk dilakukan proses pencetakan. Dengan demikian maka perlu
diketahui jenis bahan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas flakes, dan salah satunya kelapa. Dengan
diketahuinya jumlah komposisi yang tepat antara kelapa dengan tepung terigu
maka akan dapat dihasilkan produk flakes yang
selain mudah dalam proses pencetakan dan memiliki rasa yang disukai dan renyah
juga akan diperoleh produk yang dapat memberikan asupan energi yang cukup dengan
komposisi gizi yang seimbang (Betty dan Sofiah)
DAFTAR PUSTAKA
Betty D. Sofiah.
2008. Kajian Karakteristik Flakes dari Tepung Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium L SCHOTT) dalam Prosiding Seminar PATPI, Palembang.
Fizzell, D., G.
Coccodrilli and C.J. Cante. 1992. Breakfast
Cereals. John Wiley and Sons, Inc. New
York.
Hartoyo, A. Dan
F.H Sunandar. 2006. Pemanfaatan Tepung Komposit Ubi Jalar Putih (Ipomea batatas L) Kecambah Kedelai (Glycine max Merr.) dan Kecambah Kacang
Hijau (Virginia radiata L) Sebagai
Substituen Parsial Terigu Dalam Produk Pangan Alternatif Biskuit Kaya Energi
Protein. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol.XVII No.1 Thn. 2006.
Herliana, S.
2006. Pengaruh Jumlah Air dan Lama Pengukusan Terhadap Beberapa Karakteristik
Flakes Ubi Kayu (Manihot esculenta
Crantz). Skripsi. S1-Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas
Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang.
Kenz, N.L. dan
A.D. Evers. 1994. Technology of Cereals,
An Introduction for Student of Food Science and Agriculture. Pergamon, Frankfurt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar