Selasa, 01 Januari 2013

PEMBUATAN FLAKES DENGAN BAHAN BAKU KELAPA



Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk yang memiliki ketergantungan terhadap beras sebagai sumber energi. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dengan tingkat produksi beras yang menurun menyebabkan impor beras harus dilakukan. Meskipun swasembada pangan pertama sejak runtuhnya pemerintahan orde baru berhasil dicapai pada tahun 2008, usaha diversifikasi pangan non beras harus terus dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan pada saat yang sama meningkatkan probabilitas keberhasilan pencapaian swasembada pangan yang berkelanjutan.  Produk pangan sumber energi non beras selama ini telah dikenal baik dan sering dikonsumsi masyarakat adalah produk-produk berbasis terigu seperti roti, mie, dan biskuit (Hartoyo dan Sunandar, 2006).
            Menurut Suhaidi (2003), perlu diciptakan suatu produk pangan yang dapat memenuhi kriteria sebagai pangan alternatif yang kaya akan energi protein. Pemanfaatan sumber pangan dari komoditas pertanian terutama buah kelapa di Indonesia memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan karena buah kelapa memiliki banyak manfaat. Kelapa merupakan bahan pangan sumber protein sebesar 10,67% dan lemak nabati sebesar 26,67% yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Kelapa dapat menghasilkan 1380 kkal energi untuk tubuh per setiap 100 gram.
            Salah satu cara pemanfaatan kelapa sebagai sumber pangan alternatif non beras adalah sebagai bahan dasar dalam pembuatan breaksfast cereals, karena kelapa memiliki komposisi gizi yang cukup baik, antara lain mineral kalium (K) yang tinggi dan daging buah kelapa yang memiliki serat pangan yang baik, maka diharapkan fungsi produk ini sebagai breakfast cereals, dapat sejajar dengan produk-produk komersial yang banyak beredar di Indonesia. Produk makanan sarapan umumnya dibuat dari serealia seperti jagung, gandum, beras, dan oat sehingga lazim disebut breakfast cereals yang umumnya dibuat dari serealia seperti jagung, gandum, dan beras. Breakfast cereals berbentuk pipih (flakes) yang disajikan bersama dengan susu segar ataupun buah-buahan (Fizzel, 1992).
Breakfast cereals yang dapat dikembangkan adalah produk siap santap yang tergolong produk flaked (pipih) dengan bahan baku kelapa sehingga dapat disebut dengan nama coconut flakes. Menurut Herliana (2006), flake merupakan salah satu bentuk makanan sarapan siap saji yang berupa lembaran tipis, berbentuk oval, berwarna kuning kecoklatan, memiliki tekstur yang renyah dan memiliki kemampuan rehidrasi.
              Flakes bisanya dibuat dengan bahan dasar tepung terigu, namun tepung terigu yang terlalu banyak dapat menyebabkan adonan flake rapuh sehingga sulit untuk dilakukan proses pencetakan. Dengan demikian maka perlu diketahui jenis bahan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas flakes, dan salah satunya kelapa. Dengan diketahuinya jumlah komposisi yang tepat antara kelapa dengan tepung terigu maka akan dapat dihasilkan produk flakes yang selain mudah dalam proses pencetakan dan memiliki rasa yang disukai dan renyah juga akan diperoleh produk yang dapat memberikan asupan energi yang cukup dengan komposisi gizi yang seimbang (Betty dan Sofiah)
DAFTAR PUSTAKA
Betty D. Sofiah. 2008. Kajian Karakteristik Flakes dari Tepung Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium L SCHOTT) dalam Prosiding Seminar PATPI, Palembang.
Fizzell, D., G. Coccodrilli and C.J. Cante. 1992. Breakfast Cereals. John Wiley and Sons, Inc. New York.
Hartoyo, A. Dan F.H Sunandar. 2006. Pemanfaatan Tepung Komposit Ubi Jalar Putih (Ipomea batatas L) Kecambah Kedelai (Glycine max Merr.) dan Kecambah Kacang Hijau (Virginia radiata L) Sebagai Substituen Parsial Terigu Dalam Produk Pangan Alternatif Biskuit Kaya Energi Protein. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, Vol.XVII No.1 Thn. 2006.
Herliana, S. 2006. Pengaruh Jumlah Air dan Lama Pengukusan Terhadap Beberapa Karakteristik Flakes Ubi Kayu (Manihot esculenta Crantz). Skripsi. S1-Fakultas Teknologi Industri Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang.
Kenz, N.L. dan A.D. Evers. 1994. Technology of Cereals, An Introduction for Student of Food Science and Agriculture. Pergamon, Frankfurt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar